You are currently viewing Digital Detox, Mampukah Gen Z Menjalaninya?

Digital Detox, Mampukah Gen Z Menjalaninya?

Era Teknologi telah mengubah kita semua, Jika sebelumnya kita tidak harus membawa gadget kemana pun kita pergi, sekarang tidak begitu. Rasanya seperti ada yang kurang kalau tidak membawa gadget di tangan kita, walaupun hanya sekedar pergi ke depan rumah. Namun apa sebenarnya dampak dari ketergantungan ini? lalu bagaimana mengatasinya? dan apakah kita sebagai Gen Z mampu melepaskan diri dari Gadget?

Apa itu Digital Detox?

Istilah tersebut digunakan untuk menyebut periode waktu seseorang tidak menggunakan gawai atau gadget, seperti smartphone, laptop, konsol game dan televisi. Cara ini dilakukan untuk mengatasi orang yang sudah mengalami kecanduan terhadap gawai atau gadget. Gen Z cukup rawan mengalami kecanduan gadget, karena memang tumbuh besar bersamaan dengan perkembangan teknologi tersebut.

Apa Tanda Seseorang Membutuhkannya?

Berikut adalah tanda kalau seseorang membutuhkan terapi ini, yaitu:

  1. Merasa cemas dan stress jika, tidak menemukan Gadget atau gawai berada di sekitarnya atau tidak bisa menemukannya di berbagai tempat. Biasanya tingkat kecemasannya berbeda-beda, ada yang biasa hingga sangat ekstrem sampai berkeringat.
  2. Merasa memilki kewajiban untuk memeriksa smartphonenya beberapa menit sekali. Biasanya mereka akan sangat cepat mengalihkan perhatiannya ke smartphone.
  3. Sangat mementingkan jumlah like dan komentar pada postingan media sosial mereka. Mereka akan merasa gagal jika postingannya tidak mendapat respon dari pengguna lain.
  4. Merasa takut ketinggalan sesuatu, jika tidak memeriksa smartphone atau media sosial mereka. Fenomena ini mendapat istilah FOMO ( Fear Of Missing Out). Ketika mereka telat mengetahui satu kabar, mereka merasa tidak nyaman dan bahkan takut dikucilkan oleh teman sepergaulannya.
  5. Pola tidur terganggu, karena menggunakan gadget nya sampai dengan larut malam. Biasanya orang yang sudah pada tahap kecanduan gadget, akan terbiasa scrolling media sosial hingga tengah malam. Akibatnya pola tidur mereka terganggu dan tidak optimal.
  6. Tingkat konsentrasi menurun, jika tidak memeriksa akun media sosial ataupun smartphone mereka. Biasanya perhatian mereka mudah teralihkan dan kembali lanjut scrolling, sampai lupa mengerjakan hal yang sebelumnya menjadi tugasnya.

Nah itu dia tanda orang yang kecanduan gadget, kalau kamu memiliki semua ciri itu, tandanya kamu sudah perlu melakukan Digital Detox. Coba komen, kamu sudah mengalami salah satu atau tidak sama sekali tandanya!

Langkah-Langkah Melakukan Digital Detox

1. Menentukan Target

Langkah awal untuk memulai terapi ini adalah dengan menentukan target. Tentukan berapa lama kamu mau mencoba untuk melakukan pembatasan penggunaan gawai atau gadget mu. Tentukan saja mau berapa lama kamu tidak menggunakan gadget tersebut, untuk awal buat target yang tidak muluk-muluk. Jangan langsung membuat target sebulan atau setahun, tapi mulailah dengan sehari kemudian seminggu tidak sentuh gadget.

2 Hindari Distraksi

Matikan notifikasi pada smartphone yang paling sering mengganggumu. Misalnya mematikan notifikasi pada Instagram atau Tiktok, jika kamu merasa kedua media sosial tersebut yang paling sering membuat kamu mengalami distraksi.

3. Beralih Ke Aktivitas Lain

Ketika menjalani terapi ini, bukan berarti kamu harus mengurung diri dengan bertapa, tapi kamu bisa menggunakan waktumu untuk hal lain. Misalnya kamu bisa menggunakannya untuk bertemu dengan teman, Jogging, ataupun mengunjungi tempat wisata alam. Pastikan ketika menjalani hal ini, kamu membatasi penggunaan smartphone, agar efek kecanduan itu bisa diatasi.

4. Menggunakan Teknologi Secara Bijak

Ketika menjalani terapi ini,jik ada hal yang mendesak yang membuat kamu harus membuka lagi gadget mu, maka gunakanlah secara bijak. Misalnya ketika orang tua sakit dan membutuhkan kamu untuk menelpon ambulans, maka gunakanlah smartphone mu pada saat itu, namun hanya untuk kepentingan yang mendesak tadi, bukan untuk scrolling media sosial.

5. Refleksi diri dan Merenung

Pada saat menjalani terapi ini, cobalah untuk berbicara pada dirimu sendiri, apa yang kamu inginkan, apa yang menjadi target dan impianmu, hingga apa yang membuatmu resah. Kadang ketika kita terlalu sering menggunakan gadget, pertanyaan tadi justru tidak terjawab dan berakhir menyebabkan kita menggunakan gadget sebagai pelarian, dari keresahan kita. Maka ketika menjalani terapi ini, cobalah untuk merenung sesaat memikirkan itu, ya 30-60 menit sehari mungkin cukup,untuk menghilangkan kegundahan itu.

Kesimpulan

Melakukan terapi Digital Detox bisa menjadi solusi, untuk kamu yang merasa sudah kecanduan pada Gadget, hingga membuat harimu terasa hambar jika tidak memegang Gadget. Dengan Terapi ini bisa membantu kamu, untuk menjadi lebih produktif dan bisa berkonsentrasi dengan baik.

Baca Juga:Trend Edit Foto AI, Bagaimana Etikanya? Apa Resikonya?

Tinggalkan Balasan